Minggu, 07 September 2014

Hak Paten Rekayasa Konstruksi Kreatifitas Anak Bangsa Indonesia

Perkembangan dunia konstruksi sangat pesat saat ini beraneka ragam rekayasa konstruksi telah dibuat dan diciptakan oleh insan - insan dunia konstruksi dan tentunya beberapa di antaranya berasal dari Indonesia. Pemikiran-pemikiran kreatif yang telah menciptakan suatu rekayasa konstruksi tidak lepas dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan suatu konstruksi.

Berikut beberapa Hak Paten yang dibuat Anak Bangsa Indonesia dalam hal Rekayasa Konstruksi ;

1.  Hak Paten Konstruksi Pondasi Cakar Ayam
     Pemilik Hak Paten : Prof Dr Ir Sedijatmo
     Tahun Penemuan : 1962
     Riwayat Penemu :
     Lahir : 24 Oktober 1909, Karanganyar, Jateng
     Alumni : Technische Hogescholl (THS)/ Institute Teknologi Bandung (ITB) - sekarang

Prof. Dr.(HC) Ir. R. M. Sedijatmo Atmohoedojo
Prof. Dr.(HC) Ir. R. M. Sedyatmo atau Sedijatmo atau Sediyatmo (lahir di Karanganyar, Jawa Tengah 24 Oktober 1909 – meninggal di Jakarta Pusat, Indonesia, 15 Juli 1984 pada umur 74 tahun) adalah salah satu tokoh insinyur sipil Indonesia, cendekiawan, praktisi, ilmuwan dan guru besar Institut Teknologi Bandung.
Pendidikan dasar dilaluinya di HIS Solo (1916-1923), dilanjutkan ke MULO Solo (1923-1927), dan AMS B di Yogyakarta (1927-1930). Sedyatmo yang sering dijuluki "Si Kancil" karena terkenal karena banyak akalnya menempuh pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS) (sekarang ITB) Bandung (1930-1934). Selesai dari THS pada 1934 dengan masa studi tepat empat tahun, Sedyatmo bekerja sebagai insinyur perencanaan di berbagai instansi pemerintah. Sedyatmo dikenal karena menemukan "Konstruksi Cakar Ayam" pada tahun 1962. Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam pembuatan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya, landasan bandara Polonia, Medan, dan landasan bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Hasil temuannya tersebut telah dipatenkan dan dipakai di luar negeri. Prof. Dr.(HC) Ir. Sedijatmo menerima gelar Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Pengetahuan Teknik Pada Hari Lustrum Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 Maret 1974 di Bandung.
Pada Lustrum ketiga (Dies Natalis ke-15) Institut Teknologi Bandung tanggal 2 Maret 1974 Sedijatmo menerima penghormatan berupa Doctor Honoris Causa dalam Ilmu pengetahuan Teknik dari Senat ITB, atas dasar penilaian terhadap jasa-jasanya sebagai Insinyur, dengan promotor Prof. Ir. Soetedjo.
Nama Sedyatmo kemudian diabadikan sebagai nama Jalan TOL dari Jakarta menuju bandara Soekarno-Hatta. Profesor Sedyatmo meninggal dunia di usia 75 tahun pada 1984 dan dimakamkan di Karanganyar. Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra Kelas I kepada Sedyatmo atas jasa-jasanya.

2.  Hak Paten Konstruksi Pondasi Sarang Laba - Laba (KSLL)
     Pemilik Hak Paten : Ir. Soetjipto Soedjono & Ir. Ryantori
     Tahun Penemuan : 1962
     Riwayat Penemu :
     Ir. Soetjipto Soedjono
     Lahir : 13 Agustus 1945, Trenggalek
     Alumni : Institute Teknologi Sepuluh Nopember
     Ir. Ryantori
     Lahir : 13 Agustus 1945, Trenggalek
     Alumni : Institute Teknologi Sepuluh Nopember
Ir. Soetjipto Soedjono
Ir. Ryantori

Berangkat dari sebuah penelitian, lahirlah penemuan baru sistem konstruksi atau fondasi bangunan, sebagai solusi terhadap dilema yang selalu muncul ketika merencanakan gedung dengan ketinggian tanggung yang butuh fondasi dangkal, seperti lantai satu hingga delapan. Penelitian yang dilakukan oleh Ir. Sutjipto dan Ir. Ryantori tahun 1976 silam, yang akhirnya melahirkan penemuan baru itu.

Diberi nama konstruksi sarang laba-laba atau KSLL karena bentuknya yang mirip sarang laba-laba. Sistem fondasi sarang laba-laba hasil karya bangsa Indonesia asli itu, tak hanya menjawab kebutuhan dunia teknologi konstruksi akan sistem fondasi yang bernilai ekonomis dari segi biaya, tapi juga multi fungsi. Dalam perhitungan, biaya bisa dihemat hingga 50 persen. Dari segi waktu, sistem KSLL ini sangat efisien, karena menerapkan prinsip ban berjalan, sehingga pengerjaannya pun lebih cepat dibanding sistem konstruksi lain.
Dari 1000 lebih bangunan yang menggunakan sistem KSLL ini, hingga saat ini belum terdapat bangunan yang mengalami keretakan berarti. Ini berarti KSLL memberikan stabilitas yang tinggi, meski terjadi guncangan. Risiko penurunan yang tidak merata, dapat dieliminasi sampai mendekati angka 0. Sistem ini mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur fondasi Melalui berbagai studi dan diskusi, KSLL terus dikaji, 
Dari sebuah lokakarya di kota Bandung, Jawa Barat, mengukuhkan bahwa fondasi sarang laba-laba sebagai salah satu alternatif solusi fondasi, dapat dipertanggung jawabkan dan layak dikembangkan. Kini, lisensi untuk pemasaran sistem fondasi KSLL ini dipegang oleh PT. Katama Suryabumi.
 
3.  Hak Paten Konstruksi Sosrobahu
     Pemilik Hak Paten : Ir. Tjokorda Raka Sukawati
     Tahun Penemuan : 1987
     Riwayat Penemu :
     Lahir : 03 Mei 1931, Ubud, Bali
     Alumni : Institute Teknologi Bandung (ITB)
Ir. Tjokorda Raka Sukawati
Ir. Tjokorda Raka Sukawati (lahir di Ubud, Bali, 3 Mei 1931; umur 83 tahun) adalah seorang insinyur Indonesia yang menemukan konstruksi Sosrobahu, yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya.
Tjokorda meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996.
Beliau meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan.
Sebenarnya temuannya belum diuji secara khusus di laboratorium saat dipraktekkan. Namun ia merasa yakin temuannya bisa bekerja sesuai rumusan ilmiah yang ada. Bahkan sebelum temuannya dipraktekkan, beliau yang menganut agama Hindu yang taat itu menyempatkan diri bersembahyang di atas konstruksi itu. Ia terbilang nekad saat itu, dengan mengatakan bahwa ia bersedia mundur dari direktur PT. Hutama Karya kepada menteri Pekerjaan Umum saat itu, bila temuannya itu ternyata tidak bisa bekerja. Namun ternyata temuan Sosrobahu itu dapat bekerja sebagaimana mestinya tanpa kurang suatu apa pun.
Dia mengatakan bahwa temuan itu 80% atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Bahkan angka tekanan 78 kg/cm² yang ditetapkan dalam teknologi temuannya itu, sebenarnya angka misterius bagi beliau, entah dari mana saat itu beliau menetapkan angka wangsit itu, tetapi berhasil bahkan para insinyur Amerika Serikat yang mengerjakan jalan layang di Seattle begitu taat dengan ketetapan 78 kg/cm² itu. Belakangan, setelah diketahui di laboratorium yang kemudian dibangunnya sendiri itu, didapatkan hasil perhitungan berupa ketetapan sebesar 78,05 kg/cm². Persis sama dengan ketetapan angka wangsit tadi.
Tjokorda Raka Sukawati, yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana, telah pensiun dari PT. Hutama Karya, namun masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya. Kini beliau tinggal di kampung halamannya di Ubud, Bali dengan mengajar di jenjang Pascasarjana Bidang Teknik Sipil Universitas Udayana.

4.  Hak Paten Konstruksi Bambu Indonesia
     Pemilik Hak Paten : Prof. Dr. Ir. Sri Murni Dewi, MS
     Tahun Penemuan : 2003
     Riwayat Penemu :
     Lahir : 11 Desember 1951
     Alumni : Intitute Teknologi Bandung
Prof. Dr. Ir. Sri Murni Dewi, MS
Di tangan Prof. Dr. Ir. Sri Murni Dewi, kekuatan bambu bisa melebihi kekuatan besi. Ini hasil penelitiannya selama 10 tahun. Bahkan, sejak 2003 ia sudah mendapatkan hak paten atas temuannya itu dari Dirjen Hak Kekayaan Intelektual. – Imam Nasrudin









1 komentar:

  1. Selamat Jalan Bapak Sosrobahu, Bpk Tjokorda Raka Sukawati, semoga mendapatkan tempat yang layak disisi-NYA,

    BalasHapus